Di Hall Gedung C Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro telah digelar Talk Show Tumbuh Kembangkan Usaha Mikro Kecil pada hari Senin, 11 Maret 2019. Talk Show yang menjadi pembukaan kegiatan Dies Natalis FEB Undip ke-59 ini mengundang Achsin Ma’ruf (Komisi B DPRD Jateng), Bima Kartika (Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Jateng), Suharnomo (Dosen dan Dekan FEB Undip), dan Wakhyu Hidayat (Kepala Kanwil V Jamkrindo). Acara talkshow dipadati oleh peserta dari dosen, karyawan dan mahasiswa dari FEB Undip dan peserta dari umum.
Achsin Ma’ruf sebagai narasumber pertama menjelaskan bahwa di Indonesia memiliki jumlah 3% pengusaha dari total penduduk Indonesia. Jumlah ini masih sedikit daripada negara di Asia seperti Thailand dengan jumlah pengusaha sebanyak 4.5%, Malaysia 5% pengusaha dan Singapura 7% pengusaha. “Tantangan kesejahteraan masyarakat dilihat dari sektor pengusaha. Jika pengusaha tinggi maka negara nya akan sejahtera”, jelasnya.
Upaya pemerintah pusat dan provinsi sudah konsisten terkait menumbuhkembangkan UMKM dan pengusaha. Pemerintah harus hadir sehingga jumlah pengusaha yang ada bertambah dan menstimultan masyarakat untuk ber-entrepreneur.
Achsin juga menambahkan bahwa market pasar di era industri 4.0, UMKM harus mengikuti arah market ke industri 4.0, pasar offline akan tergerus bisa jadi mati dengan hadir nya pasar online.
Pembicara kedua Suharnomo menyampaikan kutipan tren dunia global buku karya Dr. Richard Florida – The Rise of the Creative Class, “Pada akhirnya bangsa-bangsa/kota-kota ditentukan oleh masyarakat elit kreatif-nya, semakin banyak elit kreatif yang menggerakan kota tersebut akan menjadikan kota tersebut menjadi kompetitif di area global”, ungkapnya.
Kampus FEB Undip melalui Inkubator Bisnis Klinik Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Undip menampung startup bisnis yang mengarah pada start up digital, take a lead economy ke depan adalah berbasis kreatifitas dan inovation.
Kampus memiliki produk riset dan inovasi tapi sebagian besar belum di hilirisasi atau di implementasikan ke masyarakat. Menurut Suharnomo, Pengembangan UMKM harus di dasarkan pada riset untuk mendapatkan keunggulan, jika tidak produk akan menjadi tidak kompetitif di pasar. Tren yang harus diubah dari product dan production approach menjadi market approach terlebih dahulu, kemudian baru membicarakan packaging dan meng-online kan produk dalam penjualan. “Riset pasar wajib hukumnya, karena lebih mudah memenuhi dengan adanya kebutuhan pasar dan kemudian memenuhi yang dibutuhkan pasar, tambah Suharnomo.
Pembicara selanjutnya dari Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Bima Kartika mengungkapkan bahwa tugas berat Dinas Koperasi adalah untuk mendorong UMKM yang ada untuk tumbuh dengan cepat. Cara yang dilakukan yaitu mendorong sumber daya manusia, karena SDM adalah kunci dari berkembangnya dari sebuah UMKM, pendekatan kualitas SDM dipercepat dengan strategi melalui kelompok atau sentra kelompok, dan Balatkop (Balai Latihan Koperasi) untuk menumbuhkan UMKM yang dapat menyentuh manajerial, vokasional dan kompetensi UMKM. Berikutnya, melalui pembiayaan dengan cara mempermudah akses permodalan UMKM.
“Setiap hari sosialisasi dan fasilitasi UMKM di Jateng kita pertemukan dengan sumber pembiayaan bank dan non bank, Jamkrida, Jamkrindo, Bank Jateng untuk mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM”, ungkapnya.
Kepala Kantor Wilayah V Jamkrindo, Wakhyu Hidayatullah, menyampaikan bahwa UMKM tidak lepas keterbatasan pemasaran, sumber daya manusia, finansial, teknologi, maka UMKM wajib dibantu. Jamkrindo dalam hal ini membantu UMKM di masalah finansial bagi UMKM yang kekurangan agunan dan punya usaha yang layak agar dapat mengakses ke perbankan dan non perbankan. Saat ini, Jamkrindo Kanwil V sudah melakukan penjaminan 27 trilyun di Jateng untuk 574 ribu nasabah, dan masih ada yang belum melakukan penjaminan ke Jamkrindo dan masih banyak peluang untuk UMKM.
Wakhyu menyampaikan “Yang menjadi masalah dari sisi pembinaan, saat ini departemen banyak pihak yang melakukan pendampingan UMKM tetapi belum terintegrasi akhirnya UMKM tidak terurus dengan baik, tantangan saat ini pembina – pembina yang ada bisa terintegrasi untuk membina UMKM”.
Jamkrindo ke depannya akan membuka marketplace guarantee, di market place ini UMKM akan dirating dan dipajang agar lembaga pembiayaan dapat memilih UMKM yang diinginkan.
Komentar Terbaru