http://182.255.0.178/admin/tmp/1472012673_seminar-pasar-modal-syariah-mm.jpgMagister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (MM FEB UNDIP) melaksanakan Seminar Nasional yang bertema Pasar Modal Syariah Sebagai Sumber Pendanaan Perusahaan dan Sarana Investasi pada tanggal 20 Agustus 2016. Seminar Nasional yang dimotori Kelompok Studi Pasar Modal MM FEB UNDIP menghadirkan narasumber yang kompeten yaitu Sutomo dari PT. SMF (Persero) dan Prof. Sugeng Wahyudi (Guru Besar FEB UNDIP).

Kegiatan ini disambut oleh Direktur Pascasarjana MM FEB UNDIP, Dr. Susilo Toto R., yang menyampaikan “Seminar ini salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan janji kepada mahasiswa untuk membuat mahasiswa menjadi seorang profesional kelak, kegiatan seminar akan diadakan rutin agar dapat  memberikan pengetahuan bagi mahasiswa”.

Acara yang dilaksanakan di Ruang Serbaguna Pascasarjana Undip – Hayam Wuruk ini, dilanjutkan oleh paparan pembicara pertama dari Direktur Pembiayaan dan Sekuritisasi PT. SMF (Persero), Sutomo dengan tema Efek Beragun Aset Syariah Surat Partisipasi (EBAS SP), menjelaskan mengenai kebijakan OJK saat ini terkait Efek Beragun Aset Syariah (EBAS). Efek syariah yang dimaksud adalah efek dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaan akad serta tata cara dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Dengan penerbitan EBAS SP tersebut, diharapkan dapat mengoptimalkan potensi pasar modal syariah di Indonesia dengan cara memperoleh kembali dana yang telah disalurkan ke KPR Syariah oleh perbankan dan akan digantikan dengan dana investor pasar modal yang berjangka panjang sehingga akan mengurangi maturity mismatch dan membantu meringankan resiko pembiayaan untuk bank syariah.

Masuk dalam sesi pembicara kedua, Prof. Sugeng Wahyudi menyampaikan beberapa unsur-unsur yang dilarang  dalam konsep syariah yaitu : riba, penipuan, judi dan perdagangan barang terlarang. Unsur – unsur tersebut dapat diketahui dari profil perusahaan yang good governance, social responsibility, sustainability dan behaviour. Prof. Sugeng juga menjelaskan mengapa kurang optimalnya keuntungan dari investasi investor adalah investor harus mampu membaca sinyal arah pasar secara lebih baik, sehingga tidak bertentangan dengan arah dari pasar. Investor juga cenderung melepas saham di daerah gain (risk aversion), sebaliknya investor cenderung memagang saham sangat lama pada zona loss (risk seeking) menurut teori prospek dari Kahneman dan Twersky.